Pengertian
Batuan
sedimen adalah suatu akumulasi atau kempulan material batuan terlapukkan atau
terurai dari batuan induk yang terbentuk di permukaan bumi kemudian diendapkan
pada suatu cekungan dibawah kondisi temperatur dan tekanan rendah serta mempunyai
karakteristik tentang lingkungan pengendapannya (Pettijohn,1974). Definisi
ini meliputi material batuan sedimen dengan beberapa akumulasi, seperti
material frakmental yang berasal dari kegiatan vulkano, disertai terbang di
udara dan terdeposisi di dalam kondisi padat mungkin terbentuk pada temperatur
dan tekanan yang tinggi. Seperti deposisi yang terbentuk di lantai samudera
dengan tekanan yang sangat besar dari pada normal.
Mempelajari
batuan sedimen tdak lepas keterkaitannya dari disiplin ilmu geologi lainnya,
seperti : mineralogi, geokimia, dan geologi kelautan dengan kontribusinya
terhadap pengendapan batuan sedimen (Pettijohn,1974). Secara
genetiknya, batuan sedimen dibagi menjadi dua golongan (Pettjohn.1975) yaitu:
1. Batuan Sedimen Klastik.
Yaitu batuan sedimen yang
terbentuknya berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan
terdeposisi, yang selanjutnya mengalami diagenesa.
2. Batuan Sedimen
nonKlastik.
Yaitu batuan sedimen yang tidak
mengalami proses transportasi. Proses pembentukannya adalah kimiawi dan
organis.
·
Sifat-sifat
utama batuan sedimen :
1. Adanya bidang
perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses sedimentasi.
2. Sifat klastik / fragmen
yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas, terutama pada golongan detritus.
3. Sifat jejak atau adanya
bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
4. Jika bersifat hablur,
selalu monomineralik, misalnya : gypsum, klasit, dolomit dan rijing.
·
Ciri-ciri
Batuan Sedimen :
Pada umumnya
batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah dilapangan dengan adanya perlapisan.
Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh (1) perbedaan besar butir,
seperti misalnya antara batupasir dan batulempung; (2) Perbedaan warna batuan,
antara batupasir yang berwarna abu-abu terang dengan batulempung yang berwarna abu-abu
kehitaman. Disamping itu, struktur sedimen juga menjadi penciri dari batuan
sedimen, seperti struktur silang siur atau struktur gelembur gelombang. Ciri
lainnya adalah sifat klastik, yaitu yang tersusun dari fragmen-fragmen lepas
hasil pelapukan batuan yang kemudian tersemenkan menjadi batuan sedimen
klastik. Disamping itu kandungan fosil juga menjadi penciri dari batuan
sedimen, mengingat fosil terbentuk sebagai akibat dari organisme yang
terperangkap ketika batuan tersebut diendapkan.
A. Sedimen Klastik
1. Struktur
Struktur
sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan sedimen
yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energy pembentuknya. Studi
struktur paling baik dilakukan dilapangan (Pettijohn, 1975). Berdasarkan
asalnya, struktur sedimen yang terbentuk dapat dibagi menjai tiga macam yaitu :
Struktur Sedimen Primer : Terbentuk karena proses
sedimentasi, dapat merefleksikan mekanisme pengendapannya, antara lain : perlapisan, gelembur-gelombang, perlapisan
silang-siur, konvolut, perlapisan bersusun, dll.
Struktur Sedimen Sekunder : Terbentuk setelah
proses sedimentasi, sebelum atau setelah diagenesa. Menunjukkan keadaan
lingkungan pengendapannya, misal : cetak
suling, cetak beban, dll.
Struktur Sedimen Organik : Struktur yang terbentuk
oleh kegiatan organisme seperti molusca, cacing, dan binatang lainnya, misal : kerangka, laminasi pertumbuhan, dll.
Contoh
Struktur Batuan Sedimen Klastik :
- Masif : Batuan
masif bila tidak menunjukan struktur dalam (Pittijohn & Potter, 1964) atau
ketebalan lebih dari 120 cm ( Mc.Keee & Weir, 1953)
- Graded
Bedding (perlapisan pilihan) : Lapisan yang dicirikan
oleh perubahan yang granual dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar
dan ke atas semakin halus disebut normal grading. Sebaliknya apabila
dari halus ke atas makin kasar disebut Inverse grading.
- Laminasi : Perlapisan
dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm terbentuk bila
pola pengendapannya dengan energi yang konstan (homogen).
- Cross
Lamination : Secara
umum dipakai untuk lapisan miring dengan ketebalan kurang dari 5 cm, dengan
fareset ketebalannya lebih dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi tunggal
yang terdiri dari urut-urutan sistematik, perlapisan dalam disebut fereset
bedding yang miring terhadap permukaan umum sedimentasi.
- Cross
Bedding : Secara umum bentuk fisik dari cross
bedding sama seperti bentuk fisik cross lamination, yang membedakan hanyalah
ketebalannya, yaitu lebih dari 5 cm untuk cross bedding.
- Clastic
Imbrication : Adalah suatu struktur
sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen-fragmen tabular yang overlaping
dan menunjukkan arus ke atas pada daerah
yang berbatu-batu atau pada daerah yang miring. Kenampakan penjajaran
material seperti susunan genting, disebabkan pengulangan energi transportasi.
Biasanya pada daerah fluvial.
- Primary
Current Kineation : Adalah struktur
sedimentasi yang berbentuk gars pada di dalam batuan yang terbentuk oleh arus
utama, sering diterapkan pada batuan sedimen yang biasanya menunjukkan
pelusuran suatu garis tunggal dari kumpulan cangkang atau fosil.
- Fosil
Orientation : Adalah struktur sedimen
yang menunjukkan orientasi tertentu dari kumpulan fosil yang menunjukkan arah
arus sedimentasi yang diakibatkan oleh pengenangan yang energi transportasinya
berkurang, sedangkan fosilnya sendiri mempunyai bentuk-bentuk yang dapat
berorientasi.
- Load
Cast : Adalah struktur sedimen yang terbentuk
akibat tubuh sedimen yang mengalami pembebanan oleh material sedimen lain di
atasnya.
- Flute
cast : Adalah struktur sedimen yang berupa
celah dan terputus-putus serta berbentuk kantong, dengan ukuran 2 – 10 cm,
struktur ini terbentuk pada batua dasar akibat pengaruh aliran turbulen dari
air merupakan gerusan dari media transportasi yang membawa material kemudian
material-material tersebut mengisinya yang biasa berupa pasir, atau scour yang
telah terisi oleh lapisan pori di atasnya.
- Mud
Cracks : Adalah struktur sedimen yang brupa
retakan-retakan pada tubuh sedimen bagian permukaan, biasanya pada tubuh campur
yang berkembang sifat kohesinnya. Hal ini akibat perubahan suhu (pengeringan)
dan pengerutan.
- Tool
Marks : Adalah material-material pasir yang
terbawa arus mengerus permukaan lumpur dan meninggalkan jejak menjadi tempat
berkumpul material pasir tersebut dan gerakan merupakan tonjolan lapsan pasir
ke bawah.
- Rain
Print : Adalah
suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang terbentuk di atas lumpur yang
masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah lumpur itu kering diatasnya terendapkan
lapisan batu pasir atau silstone.
- Flame
Structure : Adalah struktur sedimen
yang berupa bentukan dari lumpur yang licin dan memisahkan ke bawah membesar
membentuk load cast dari pasir pada kontak antara lempung dan pasir.
- ”Ball”,
”Pillow”, or ”Pseudonodule Structure” : Adalah suatu bentukan
akibat gaya beban dari atas pada shate oleh batu pasir dimana shale tersebut
belum dapat benar. Bila bentukan tersebut masih menyambung disebut Pillow atau
bantal dan bila sudah lepas disebut Ball Structure.
- Convolute
Bedding : Adalah structure devormasi dari suatu
lapisan yang membentuk perlapisan meliuk-liuk dengan ketebalan lapisan 2 – 25
cm.
- Channels : Adalah
Struktur sedimen yg mempunyai ciri erosional yang kelal-kelok atau bercabang
dan merupakan bagian dari sistem transportasi terpadu akibat erosi permukaan
dari media transportasi yang mempunyai energi penggerusan cukup besar.
- Dish
and Pillow Structure : Adalah struktur sedimen
yang terbentuk oleh bantal dan mangkok yang terbentuk oleh sedimen pasir yang belum
terkonsolidasi telah tertimbun sedimen lain di atasnya sehingga mengalami
penekanan ke bawah.
- Low
Relief Erosion Surface : Adalah
struktur sedimen yang terbentuk relief rendah pada permukaan tubuh sedimen
akibat proses erosi.
- Hard
Ground Mass : Adalah struktur sedimen
yang terbentuk akibat dari akumulasi material sedimen yang khas di dalam tubuh
sedimen lain yang relatif lebih lunak.
Struktur
batuan sedimen yang penting adalah perlapisan. Struktur ini umum terdapat pada
batuan sedimen klastik yang terbentuknya disebabkan beberapa faktor, antara
lain:
a. Adanya perbedaan warna
mineral.
b. Adanya perbedaan ukuran
butir.
c. Adanya perbedaan komposisi
mineral.
d. Adanya perbedaan macam
batuan.
e. Adanya perbedaan struktur
sedimen.
f. Adanya perbedaan perubahan
kekompakan.
Table. Pembagian lapisan menurut ketebalannya ( Mc. Kee & Weir, 1953
)
Nama
Lapisan Sedimen
|
Ketebalan
( cm )
|
Lapisan sangat tebal
|
> 120
|
Lapisan tebal
|
60 – 120
|
Lapisan tipis
|
5 – 60
|
Lapisan sangat tipis
|
1 – 5
|
Laminasi
|
0,2 – 1
|
Laminasi tipis
|
< 0,2
|
2. Tekstur
Tekstur adalah suatu
kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta susunannya
(Pittijohn, 1975). Butiran tersusun dan terikat oleh semen dan masih adanya
rongga di antaranya butirnya. Pembahasan tekstur meliputi :
a. Ukuran Butir (Grain
Size)
Table. Skala Wentworth
NAMA
BUTIR
|
Ukuran
Butir (mm)
|
Bongkah (boulder)
Brangkal (couble)
Krakal (pcebble)
Pasir sangat kasar (very coarse sand)
Pasir kasar (coarse sand)
Pasir sedang (medium sand)
Pasir halus (fine sand)
Pasir sangat halus (very fine sand)
Lanau (silt)
Lempung (clay)
|
256
256 – 64
64 – 4
4 – 2
2 – 1
1 – ½
½ - ¼
¼ - 1/8
1/16 – 1/256
1/256
|
b. Pemilahan (Sorting)
Pemilahan adalah keseragaman dari
ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila semakin seragam
ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik. Pemilahan yaitu
keseragaman butir didalam batuan sedimen klastik. Beberapa istilah yang biasa
dipergunakan dalam pemilahan batuan, adalah:
- Well
sorted :
terpilah baik
- Medium
sorted :
terpilah sedang
- Poor
sorted :
terpilah buruk
c. Kebundaran (Bentuk
Butir)
Kebundaran adalah nilai membulat
atau meruncingnya butiran dimana sifat ini hanya bisa diamati pada batuan
sedimen klastik kasar.
- Wellrounded
(membundar baik) : Semua
permukaan konveks, hampir equidimensional, sferoidal.
- Rounded
(membundar) : Pada
umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi-tepi butiran bundar.
- Subrounded
(membundar tanggung) : Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujungnya yang
membundar.
- Subangular
(menyudut tanggung) : Permukaan
pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam.
- Angular
(menyudut) : Permukaan
konkaf dengan ujungnya tajam.
d. Kemas (Fabric)
- Kemas
terbuka :
Butiran tidak saling bersentuhan.
- Kemas
tertutup : Butiran saling
bersentuhan satu dengan yang lainnya.
e. Shape
Shape adalah bentuk daripada
butiran tersebut, dapat dibedakan menjadi empat macam.
- Golongan
pertama (I) oblate/labular
-
Golongan kedua (II) equent/equiaxial
- Golongan ketiga (III) bladed/triaxial
- Golongan
keempat (IV) prolate/ rod shaped
f. Porositas
Porositas suatu batuan adalah
perbandingan seluruh permukaan pori dengan volume dari batuan. Pembagian
porositas biasa dipergunakan sebagai berkut:
- Negligible : 0-5%
-
Poor : 5-10%
- Fair : 10-15%
-
Good : 15-20%
-
Very good : 20-25%
-
Exellent : 25-40%
g. Permeabilitas
Permeabilitas sukar ditentukan d
bawah mikroskop, tetapi dapat dikira-kira melalui porositas. Salah satu metoda
pendekatan untuk mengetahui permeabilitas adalah dengan menempatkan setetes air
pada sekeping yang kering dan mengamati kecepatan ar merembes. Istilah yang
biasa digunakan adalah:
- Fair : 1,0 – 10 md
- Good : 10 – 100 md
- Very good : 100 – 1.000 md
3. Komposisi Batuan Sedimen Klastik
Komposisi
pada batuan sedimen klastik bisa dikelompokkan
berdasarkan kandungan mineral dan fungsinya dalam batuan sedimen di bagi
menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Fragmen
Yaitu
butiran yang berukuran lebih besar, dapat berupa mineral, pecahan batuan,
cangkang fosil dan zat organik.
b. Matriks (massa dasar)
Yaitu
butiran yang lebih kecil dari fragmen, terendapkan bersama – sama dengan
fragmen, terdapat di sela – sela fragmen sebagai massa dasar. Seperti fragmen,
matrik dapat berupa mineral, pecahan batuan maupun fosil. Matrik sangat halus
sehingga aspek geometri tak begitu penting, terdapat di antara butiran sebagai
massa dasar.
c. Semen
Yaitu material yang sangat halus ( hanya dapat
dilihat menggunakan mikroskop )
diendapkan setelah fragmen dan matrik, sebagai pengisi rongga serta pengikat
antar butir sedimen, dapat berbentuk amorf maupun kristalin. Semen umumnya terdiri
dari :
- Semen
karbonat ( kalsit, dolomit )
-
Semen
silika ( calsedon, kuarsit )
-
Semen
oksida ( limonit, hematit, dan siderit )
Pada sedimen
berbutir halus ( lanau atau lempung ) tidak terdapat semen, karena tidak adanya
rongga atau ruang antar butir.
B. Sedimen Nonklastik
1. Struktur
Reksi kimia, aktifitas gunung
berapi dam organisme adalah faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya batuan
sedimen berstruktur nonklastik. Macam-macam
struktur nonklastik:
a. Fossiliferous,
struktur yang menunjukan adanya fosil.
b. Oolitik,
struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik, bersifat
konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.
c. Pisolitik, sama
dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
d. Konkresi, sama
dengan oolitik namun tidak konsentris.
e. Cone in
cone, struktur pada batu gamping kristalin berupa
pertumbuhan kerucut per kerucut.
f. Bioherm,
tersusun oleh organism murni insitu.
g. Biostorm,
seperti bioherm namun bersifat klastik.
h. Septaria,
sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Cirri khasnya adalh
memiliki rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan tersebut
karena proses dehidrasi yang kemudian celah-celahnya terisi oleh mineral
karbonat.
i. Goode, banyak
dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga yang terisi oleh
Kristal-kristal yang tumbuh kearah pusat rongga tersebut. Kristal dapat berupa
kalsit maupun kuarsa.
j. Styolit,
kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil pelarutan.
2. Tekstur
Tekstur dalam batuan sedimen nonklastik
dibedakan menjadi dua macam :
a. Kristalin : Tekstur
ini terdiri dari kristal-kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristal yang
saling mengunci satu dengan yang lain.
b.
Amorf : Tekstur
ini terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf
(nonklastik), umumnya berukuran lempung atau koloid, contoh : rijang masif.
3. Komposisi Batuan
Sedimen Nonklastik
Komposisi
mineral pada batuan sedimen nonklastik biasanya sederhana terdiri dari satu
atau dua mineral contoh :
- Batugamping " kalsit, dolomite
- Chert " kalsedon
- Gypsum " gypsum
- Anhidrit " anhidrit
- Chert " kalsedon
- Gypsum " gypsum
- Anhidrit " anhidrit
Klasifikasi
Batuan Sedimen
A. Sedimen
Klastik
Batuan sedimen klastik terbentuk sebagai akibat
pengendapan kembali batuan rombakan asal, baik batuan beku, metamorf, ataupun
betuan sedimen yang lebih tua. Adapun fragmentasi batuan asal dimulai dari
pelapukan, baik mekanik maupun kimiawi, lalu tererosi, tertransportasi lalu
terendapkan pada sebuah cekungan pengendapan lalu mengalami proses diagenesa
yaitu proses perubahan-perubahan pada temperature rendah yang meliputi
kompaksi, sementasi, rekristalisasi, autogenesis, dan metasomatisme.
B. Sedimen
Non Klastik
Batuan
sedimen non klastik terbentuk karena proses pengendapan secara kimiawi dari
larutan maupun hasil aktivitas organik dan umumnya tersusu oleh authigenic minerals. Authigenic minerals adalah mineral yang
terbentuk pada lingkungan sedimentasi. Misal : Gypsum, Anhydrite, Kalsit,
Halit.
· Batuan
Sedimen Karbonat : Batuan karbonat adalah
batuan sedimen dengan komposisi yang domonan (lebih dari 50%) terdiri dari
mineral-mineral atau garam-garam karbonat, yang dalam praktek secara umum
meliputi batugamping dan dolomite.
· Karbonat Klastik : Batugamping
klastik adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali
detritus batugamping asal. Contoh :
Kalsirudit, Kalkarenit, Kalsilutit.
Tabel 7. Klasifikasi batuan sedimen tekstur karbonat klastik
Nama
Butir
|
Ukuran
butir
|
Nama
Batuan
|
Rudite
|
>1
|
Kalsirudit
|
Arenit
|
0,062 - 1
|
Kalkarenit
|
Lutite
|
< 0,062
|
Kalsilutit
|
Komposisi Mineral : Terdapat
pemerian fragmen, matrik dan semen hanya terdapat perbedaan istilah (Folk,
1954), meliputi :
a. Allochem : sama
seperti fragmen pada batuan sedimen klastik. Macam-macam Allochem :
- Kerangka
organisme (skeletal), berupa cangkang binatang
atau kerangka hasil pertumbuhan.
- Interclass,
merupakan butiran-butiran dari hasil abrasi yang telah ada.
- Pisolit,
merupakan butiran-butiran oolit berukuran lebih dari 2mm.
- Pellet,
fragmen menyerupai oolit tetapi tidak menunjukan struktur konsentris.
b. Mikrit : Merupakan agregat halus
berukuran 1-4 mikro, berupa Kristal-kristal karbonat terbentuk secara biokimia
atau kimia langsung dari presipitisasi dari air laut dan mengisi rongga antar
butir.
c. Sparit : Merupakan semen yang mengisi
ruang antar butir dan rekahan, berukuran halus (0,02-0,1 mm), dapat terbentuk
langsung dari sedimentasi secara insitu atau rekristalisasi dari mikrit.
· Karbonat nonklastik : Pemeriannya
sama dengan pemerian pada batuan sedimen non klastik lainnya hanya saja dalam
jenis batuan memakai karbonat non klastik.
· Batugamping
non klastik : Terbentuk
dari proses kimia maupun aktifitas organisme dan umum monomineralik. Dapat
dibedakan menjadi :
- Hasil biokimia : bioherm,
biostorm
- Hasil larutan kimia : travertine,
tufa
- Hasil replacement : batugamping fosfat,
batugamping dolomite, batugamping silikat, dll.
Nice share gan
ReplyDeleteGOOD JOB MINN :)
ReplyDeletekalo bisa di beri sumber.nya min !!! biar bisa bikin daftar pustaka :) .. hahaha
ReplyDeleteoke gan.... trimakasih untuk saran nya... sip... :)
ReplyDeleteBagus mas
ReplyDeleteKalo bisa ditambahi gambar struktur sedimenya
Bagus mas
ReplyDeleteKalo bisa ditambahi gambar struktur sedimenya