Sunday, February 23, 2014

Pengenalan Fosil


Pengertian
Fosil adalah jejak atau sisa organisme baik tumbuhan ataupun hewan yang hidup pada masa geologi yang lampau dan terawetkan secara alamiah di alam. Bagian ilmu geologi yang menguraikan penyelidikan dan interpretasi fosil adalah paleontologi. Untuk memahami lebih detail lagi tentang pengertian Fosil, maka kita perlu mengetahui syarat-syarat terbentuknya fosil yaitu :
  1. Mempunyai bagian yang keras
  2. Segera terhindar dari proses kimia (oksidasi dan reduksi)
  3. Tidak dimangsa binatang lain
  4. Terdapat pada batuan yang berbutir halus
  5. Terawetkan pada batuan sedimen
  6. Berumur lebih dari 11.000 tahun yang lalu


Jenis-jenis Fosil
Berdasarkan cara pengawetannya, fosil dapat dibedakan menjadi beberapa jenis fossi yaitu :
1.    Fosil tidak berubah
Yaitu semua bagian fosil terawetkan dan tidak berubah baik bagian-bagian yang lunak maupun bagian-bagian yang keras dari fosil trsebut.
Contoh: fosil serangga yang trawetkan di dalam getah damar, dan fosil mammoth yang terawetkan di dalam es  di Siberia.


Gambar. Contoh fosil yang tidak terubah
2.    Fosil yang mengalami perubahan
Dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a.   Permineralisasi
Yaitu fosil yang terawetkan karena masuknya mineral sekunder yang mengisi pori-pori atau ruang antar sel pada bagian fosil yang keras.
Contoh: Sebagian tulang-tulang vertebrata dan cangkang-cangkang invertebrata terawetkan dalam bentuk permineralisasi.


Gambar. contoh fosil jenis permineralisasi
b.   Replacement (Penggantian)
Yaitu folsil yang terawetkan karena mineral sekunder yang mengganti semua material fosil asli, sehingga bentuknya hampir sempurna seperti jiplakan asli.
c.    Rekristalisasi
Yaitu fosil yang terawetkan karena adanya perubahan di sebagian atau seluruh material fosil akibat P (tekanan) dan T (suhu) yang sangat tinggi, sehingga molekul-molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat agregat tubuh fosil itu sendiri menjadi kristalin

3.    Fosil yang berupa fragmen
Yaitu fosil yang berupa fragmen dalam batuan sedimen yang dapat berubah ataupun tidak dapat berubah.


Gambar. contoh fosil yang berupa fragmen
4.     Fosil yang berupa jejak atau bekas
Fosil tidak hanya dianggap sebagai sisa oganisme tetapi juga termasuk dengan adanya jejak organisme sebagai bukti adanya kehidupan. Dalam hal ini, jejak dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a.   “Mold”, “Cast”, dan “Imprit”
“Mold” adalah bekas organisme yang berupa cetakan dari fosil, kalau yang tercetak adalah bagian luar disebut Eksternal Mold  sedangkan kalau yang tercetak adalah bagian dalam disebut Internal Mold.


Gambar.  contoh fosil yang berbentuk mold
“Cast” adalah Mold yang terisi mineral sekunder membentuk jiplakan fosil aslinya secara kasar, bagian luar disebut Eksternal Cast sedangkan bagian dalam disebut Internal Cast.
“Imprint” adalah jejak dimana suatu organisme terjebak di dalam sedimen halus tapi kemudian organisme tersebut dapat meloloskan diri.
b.   “Track”, “Trail” dan “Burrow”
“Track” merupakan jejak perpindahan organisme di atas permukaan sedimen-sedimen lunak yang berupa tapak (kenanpakan kasar).
“Trail” merupakan jejak perpindahan organisme di atas permukaan sedimen-sedimen lunak yang berupa seretan (kenampakan halus).
“ Burrow” adalah jejak yang berupa sisa penggalian lubang suatu organisme.
c.   “Coprolite”
Coprolite adalah jejak berupa berupa kotoran hewan yang telah terfosilkan. Kotoran ini dapat digunakan untuk mengetahui tempat hidupnya, makanannya, dan ukuran relatifnya.
d.   Fosil Kimia
Fosil kimia merupakan jejak asam organik yang tersimpan didalam batuan prakambium. Zat asam organik ini berasal dari organisme yang terserap oleh batuan tersebut sehingga dapat ditemukan sebuah bukti kehidupan.

Kegunaan Fosil
  1. Untuk mengetahui paleoklimatologi, yaitu untuk mengetahui iklim purba.
  2. Untuk mengetahui paleonvironmen, yaitu untuk mengetahui lingkungan pengendapan.
  3. Untuk mengetahui umur relative suatu batuan.
  4. Untuk mengetahui bagaimana evolusi kehidupan.
  5. Untuk mencari biostragtigafi atau korelasi antara tempat satu dan tempat lain dengan ditemukannya jenis fosil yang sama.
  6. Untuk mengetahui aktifitas tektonik.
  7. Indication oil deposite, yaitu untuk mengetahui cadangan minyak di suatu daerah.

Cara Pengamatan Fosil
Fosil yang terdapat di alam memiliki ukuran yang beragam, dari yang bisa dilihat dengan mata bisasa sampai yang memerlukan alat untuk mengamatinya. Sehingga ada dua cara untuk mengamatinya :
Makropaleontologi : Pengamatan yang tidak memerlukan alat bantu (mikroskop).
Mikropaleontologi : Pengamatan yang memerlukan alat bantu mikroskop.

2 comments: